LAPORAN PRATIKUM ANALISA SPEKTROFOTOMETRI
PENGGUNAAN SPEKTRONIK
Oleh:
SRI WAHYUNI
02006/2008
PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK II
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
SPEKTROFOTOMETER
a. Tujuan
1. memperkenalkan alat laboratorium, berupa Spektronik
2. membuat kurva standar untuk pengukuran sampel dengan Spektronik
b. Waktu dan tempat
Hari/ tanggal : Jumat/: 14 oktober 2011
Waktu : 09.40- 12.00
Tempat : Laboratorium kimia analitik FMIPA UNP
c. Teori dasar
Beer dan lambert menemukan hukum yang menerangkan interaksi bahan kimia dengan gelombang cahaya (elektromagnetik), yang disimpulkan dalam hukum Beer-Lambert menyebabkan berkembangnya analisis kimia dengan menggunakan alat instrumentasi yakni spektrofotometer (P Tipler 1991). Suatu spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu suatu piranti untuk mengukur intensitas berkas monokromati, penggabungan bersama dinamakan sespektrofotometer. Penggabungan alat optik ini merupakan elektronika sifat kimia dan fisiknya dan detektor yang digunakan secara langsung mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan (It) dan secara tidak lansung cahaya yang diabsorbsi (Ia). Kemampuan ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb (serap) oleh benda. (Khopkar 2007)
Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000)
Tujuan pengukuran pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lain. Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif dengan dapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya. Setting nilai absorbansi = 0. Setting nilai transmitansi = 100 % (Beran, J.A 1996).
Larutan yang akan digunakan dalam penggunaan spektrofotometer adalah larutan blanko. Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analat untuk dianalisis (Basset 1994). Larutan blanko digunakan sebagai kontrol dalam suatu percobaan sebagai nilai 100% transmittans. Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva standar yakni dengan metode grafik dan metode least square (Underwood 1990).
d. Alat dan bahan
Alat
-Spectronic 20-D
-Kuvet
-Tabung reaksi
-pipet tetes
-Labu ukur
Bahan
-Sampel
-Aquades
e. Prosedur kerja
1. Pembuatan larutan standard
Membuat larutan standar sampel dari larutan induk, masing masing dengan konsentrasi 1000 ppm, 2000 ppm, dan 3000 ppm dalam labu takar
Ambil beberapa kuvet dan pilihlah kuvet yang mempunyai sifat opfik yang sama (making kuvet). Gunakan aquades untuk macing kuvet
Dalam pengukuran menggunakan 2 buah kuvet yang macing (satu untuk larutan standar, satu untuk blanko)
2. Pembuatan kurva standar
Tentukan λmaks dari larutan sampel yang akan digunakan dengan menggunakan konsentrasi yang mewakili larutan standar. Atur panjang gelombang mulai dari 400 nm sampai 700 nm dengan range 20 nm.
Ukur absorbansi masing masing larutan standar pada λmaks, alurkan kedalam grafik Absorbansi vs Konsentrasi (sumbu X konsentrasi, sumbu Y absorbansi)
Cari persamaan regresi linear, dan tentukan besar koefisien regresinya (r).
3. Penentuan panjang gelombang sampel
Sediakan 4 buah kuvet, kedalam kuvet 1 masukkan sampel dengan konsentrasi 1000 ppm, kuvet 2 masukkan sampel dengan konsentrasi 2000 ppm, dan kuvet 3 masukkan sampel dengan konsentrasi 3000 ppm, serta air disiapkan dalam kuvet sebagai blanko. Kalibrasi alat dan dimasukkan ke dalam spektronik dan dilihat nilai transmitannya pada panjang gelombang 400 nm sampai 700 nm. Selanjutnya kurva hubungan antara absorban dan panjang gelombang dibuat berdasarkan data yang diperoleh. Panjang gelombang maksimum untuk sampel ditentukan dari nilai absorban tertinggi pada kurva tersebut. Setelah itu ukur serapan masing masing larutan dengan spektronik pada panjang gelombang maksimum. Penentuan sampel, blanko, dan larutan standar bersamaan, dan telah diencerkan beberapa kali.
f. Perhitungan
Table 1Data hasil pengukuran panjang gelombang maksimum
λ (nm) | Transmitran (T) | Absorban (A) |
380 nm | 0.976 | 0.0105 |
400 nm | 0.982 | 0.0078 |
420 nm | 0.986 | 0.0105 |
440 nm | 0.998 | 0.0008 |
460 nm | 0.998 | 0.0008 |
480 nm | 0.994 | 0.002 |
500 nm | 0.996 | 0.010 |
520 nm | 0.992 | 0.007 |
540 nm | 0.990 | 0.004 |
560 nm | 0.980 | 0.008 |
580 nm | 0.958 | 0.018 |
600 nm | 0.926 | 0.033 |
620 nm | 0.876 | 0.057 |
640 nm | 0.812 | 0.090 |
660 nm | 0.746 | 0.127 |
680 nm | 0.658 | 0.181 |
700 nm | 0.574 | 0.241 |
Table 2 data hasi pengukuran sampel(λmaks)
[ ] (X) | A (Y) | XY | X2 | Y2 |
0.4 x 10-4 | 0.127 | 0.508 x 10-5 | 0.16 x 10-8 | 0.016129 |
0.8 x 10-4 | 0.241 | 1.928 x 10-5 | 0.64 x 10-8 | 0.058081 |
1.2 x 10-4 | 0.358 | 4.296 x 10-5 | 1.44 x 10-8 | 0.128164 |
23.6 x 10-4 | 0.247 | 58.292 x 10-5 | 556.96 x 10-8 | 0.061009 |
Persamaan garis Y = 0.2384 + 4.74x
r = 1.2065x10-5
Gambar kurva konsentrasi vs absorban
g. Pembahasan
Panjang gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan menyerap cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek. Prinsip percobaan ini menentukan konsentrasi sampel dengan menggunakan kurva standar yang menghubungkan konsentrasi dengan nilai absorbannya.
Prosedur penggunaan spektronik:
-Membuka plastik pelindung alat dan nyalakan mesin dengan menekan tombol ‘power’ di bagian belakang mesin (tombol di sebelah kiri bawah).
-Tunggu hingga 30 menit untuk memanaskan mesin sebelum dilakukan pengukuran sampel.
-Tekan tombol A/T/C, pilih absorbance (A).
-Bersihkan cuvet dengan aquades, tiriskan dengan tisu hingga bagian dalam cuvet tidak mengandung aquades lagi.
-Ukur absorbansi blanko dengan memasukkan larutan blanko ke dalam cuvet (volume minimal hingga ¾ dari tinggi cuvet).
-Bersihkan bagian luar cuvet yang transparan dari debu dan bekas jari tangan.
-Masukkan cuvet ke dalam cell holder pada sample chamber. Cuvet harus diletakkan hingga sampai dasar cell.
-Tutup sample chamber
-Tekan tombol untuk mengatur blanko pada konsentrasi 0
-Pilih panjang gelombang yang akan digunakan untuk mengukur sampel dengan menekan tombol
-Bersikan cuvet
-Siapkan sampel yang akan diukur, pastikan sampel homogen sebelum memasukkan ke dalam cuvet.
-Masukkan sampel ke dalam cuvet hingga volume minimal ¾ dari tinggi cuvet. Pastikan bagian luar cuvet besih dari debu dan bekas jari tangan.
-Masukkan cuvet ke dalam cell holder, tutup sample chamber
-Baca absorbance-nya
-Ambil sampel dari cuvet, bersihkan, dan ganti dengan sampel baru.
-Jika pengukuran semua sampel sudah selesai, matikan mesin, bersihkan cuvet dan tiriskan. Tutup kembali mesin dengan plastik.
Percobaan pertama menentukan panjang gelombang untuk memperoleh panjang gelombang maksimum. Panjang gelombang yang dipakai dari 400 nm sampai 700 nm. Nilai absorban tertinggi pada saat panjang gelombang 700nm dan nilai absorban 0.241. panjang gelombang ini ditentukan sebagai panjang gelombang maksimum. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk mengetahui ketika absorpsi mencapai maksimum sehingga meningkatkan proses absorpsi larutan terhadap sinar (Rohman 2007). Pemilihan panjang gelombang maksimum sangat menentukan dalam percobaan karena apabila terjadi penyimpangan yang kecil selama percobaan akan mengakibatkan kesalahan yang kecil dalam pengukuran. Jika pemilihan panjang gelombang memiliki spektrum perubahan besar pada nilai absorbansi saat panjang gelombang sempit, maka apabila terjadi penyimpangan kecil pada cahaya yang masuk akan mengakibatkan kesalahan besar dalam pengukuran. Semakin besar panjang gelombangnya maka akan semakin kecil nilai absorbansinya. Hal ini dapat diakibatkan sinar putih pada setiap panjang gelombang dapat terseleksi lebih detail oleh prisma (Underwood 1990).
Nilai absorbansi dari tiga konsentrasi sampel yang berbeda selanjutnya dibuat kurva standar dengan menghitung persamaan garis antara konsentrasi dengan absorbannya. Terdapat dua metode untuk membuat kurva standar yakni dengan metode grafik dan metode least square (Underwood 1990). Data yang diperoleh hasil spektrofotometer absorban sampel sebagai berikut 0.127 untuk konsentrasi 1000 ppm, 0.241 untuk konsentrasi 2000 ppm, dan 0.358 untuk konsentrasi 3000 ppm. Metode yang digunakan dalam percobaan ini menghitung persamaan garis dengan metode grafik, absorban sebagai sumbu x dan konsentrasi biru metilen sebagai sumbu y. sehingga persamaan garisnya adalah Y= 0.2384 + 4.74x dan r = 1.2065x10-5.
Fungsi persamaan garis sampel selanjutnya digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel. Sampel diambil dan dimasukkan ke dalam kuvet. Nilai absorban dibaca dengan alat spectronic. Pengukuran absorban sampel seharusnya diulang sebanyak triplo, tujuannya mendapatkan konsentrasi yang tepat. Nilai absorban dimasukkan ke-y, maka didapatkan nilai x. Nilai x itulah konsentrasi dari sampel. Konsentrasi yang didapat dari percobaan ini adalah 1.814x10-3 M.
Unsur-unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah (1) Sumber energi radiasi yang kontinu dan meliputi daerah spektrum, di mana alat ditujukan untuk dijalankan, (2) Monokromator, yang merupakan suatu alat untuk mengisolasi suatu berkas sempit dari panjang gelombang-panjang gelombang daru spektrum luas yang disiarkan oleh sumber (tentu saja tepat monokromatisitas tidak dicapai), (3)Wadah untuk contoh, kuvet yang terbuat dari kuarsa memeliki ketelitian yang tinggi, (4) Detektor yang merupakan suatu transducer yang mengubahenergi radiasi menjadi isyarat listrik, (5) Penguat dan rangkaian yang bersangkutan yang membuat isyarat listrik cocok untuk diamati, (6) Sistem pembacaan yang dapat mempertunjukkan besarnya isyarat listrik (Rohman. 2007).
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis menggunakan spektrofotometer adalah serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi matrik selain komponen yang akan dianalisis. Kesalahan kedua serapan oleh kuvet. Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa. Dibandingkan dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik, namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat blangko dan sampel.Kesalahan ketiga fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi yang sangat rendah atau sangat tinggi. Hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan) (Beran, J.A 1996).
h. Kesimpulan
Sperktrofotometer digunakan untuk menghitung absorban sampel. Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang maksimum, 700 nm. Hasil absorbansi sampel digunakan sebagai kurva standar yang menghubungkan konsentrasi dan absorbannya. Selanjutnya kurva standar digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel yang belum diketahui konsentrasinya. Praktikan mampu menggunakan alat spektrofotometer, membuat kurva standard an menghitung konsentrasi sampel. Percobaan berhasil dilakukan.
Daftar pustaka
Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC. Jakarta.
Beran, J.A. 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons.
Cahyanto. 2008. Tinjauan Spektrofotometer. Xains Info. [terhubung berkala].
Khopkar S. 2007. Konsep Dasar kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Miller, J.N and Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall : Harlow.
P, Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid . Bandung: Erlangga
P, Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid . Bandung: Erlangga
Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Underwood, A. L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Erlangga. Jakarta.